Friday, August 2, 2013

Vitreous Humour



Vitreus
1   Definisi Vitreus
Viterus adalah suatu badab gelatin yang jernih dan avaskuler yang membentuk 2/3 volume dan berat mata. (1)

2 Batas Vitreus
Vitreus mengisi ruangan yang dibatasi lensa, retina dan diskus optikus. Permukaan luar berupa membran hialoid, berkontak dengn kapsul lensa posterior, serat zonula, pars plana lapisan epitel, retina, dan caput nervi optici. (1)

3   Komposisi Vitreus
Komposisi viterus : 99% air, I% kolagen dan asam hialuronat. (1) Fibril kolagen vitreous individu diatur sebagai triple helix dari tiga rantai alpha. Fibril kolagen utama dari tubuh vitreous heterotypic, yang terdiri dari 75% kolagen tipe  II, kolagen IX (ini berisi kolagen daerah digambarkan sebagai COL1, COL2, dan col3 diselingi antara daerah noncollagenous disebut NC1, NC2, Nc3, dan NC4), 10% kolagen V / XI hybrid yang diyakini merupakan inti pusat dari fibril kolagen utama vitreous. (2), Meskipun ada hanya sejumlah kecil kolagen tipe VI di vitreous, kemampuan molekul ini untuk mengikat kedua kolagen tipe II dan Hyaluronan menunjukkan bahwa hal itu bisa menjadi penting dalam mengatur dan memelihara struktur supramolekul gel vitreous. (3)

4   Fungsi Vitreus

Fungsi vitreus : 
menyokong lensa 
membentuk bola mata
membiaskan cahaya  agar jatuh tepat di makula lutea. 


Daftar Pustaka
  1. James, Bruce dkk. 2006. Lecture Notes Oftalmologi. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama
  2. Zhidkova NI, Justice S, Mayne R. Alternative in RNA processing occurs in the variable region of the pro-peptide. J Biol Chem. 1995;270:9485–93.
  3. Bishop PN. Structural macromolecules and supramolecular organization of the vitreous gel. Prog Retinal Eye Res. 2000;19:323–44.

RETINA MATA

RETINA MATA
Definisi Retina





Retina adalah lapisan terdalam mata , tipis,  transparan, terdiri dari lapisan berpigmentasi luar dan jaringan saraf dalam. (1)
 Retina merupakan suatu struktur yang sangat kompleks, yang terbagi menjadi 10 lapisan terpisah, terdiri dari fotoreseptor ( sel batang dan kerucut) dan neuron, beberapa di antaranya (sel ganglion) bersatu membentuk saraf optik. (2)

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis  yang melapisi 2/3 bagian dalam posterior dinding bola mata. (3)


Letak Retina
Retina membentang ke anterior sejauh korpus siliaris dan berakhir pada ora serata. Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,23 mm pada kutub posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula lutea. Secara klinis, makula adalah daerah pigmentasi kekuningan yang disebabkan pigmen luteal (xantofil), yang berdiameter 1,5 mm atau daerah yang dibatasi arkade – arkade pembuluh darah retina temporal. Definisi histologis makula adalah  bagian retina yang lapisan ganglionnya mempunyai lebih dari satu lapis sel. (3)

Di tengah makula, 3,5 mm diskus optikus terdapat fovea yaitu zona avaskular di retina pada angiografi fluoresens. Foveola adalah bagian paling tengah pada fovea, foto reseptornya 35.000 kerucut, tidak ada sel batang,  dan bagian retina yang paling tipis. (3)  Fovea luasnya kurang dari 1 mm2 berfungsi untuk penglihatan cepat dan rinci. Fovea sentralis hanya berdiameter 0,3 mm. (4)

Di sebagian besar tempat, retina dan epitel pigmen retina mudah terpisah sehingga dapat terbentuk suatu ruang yang disebut subretina. Akan tetapi pada diskus optikus dan ora serata, retina dan epitel pigmen retina saling melekat kuat.(2)

Lapisan Retina
Retina terdiri dari 10 lapisan yang berturut-turut dari dalam ke luar adalah sebagai berikut: (2)

  1. Lapisan membran limitans interna
  2. Lapisan serat saraf à mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan menuju nervus optikus
  3. Lapisan sel ganglion
  4. Lapisan pleksiformis dalam à mengandung sambungan sel ganglion dengan sel amakrin dan bipolar
  5. Lapisan inti dalam à mengandung badan sel bipolar, amakrin, dan sel horizontal
  6. Lapisan pleksiformis luar à mengandung sambungan sel bipolar dan sel horizontal dengan fotoreseptor
  7. Lapisan inti luar sel fotoreseptor
  8. Lapisan membran limitans eksterna
  9. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan kerucut
  10. Lapisan epitel pigmen retina
Pigmen hitam melanin dalam lapisan pigmen mencegah pantulan cahaya dari bagian lengkung bola mata, berguna untuk penglihatan yang jelas.  Pada seorang albino , kekurangan pigmen melanin termasuk pada retina sehingga ketika memasuki suatu daera terang , cahaya yang mengenai retina dipantulkan ke segala arah oleh oleh permukaan retin yang putih dan tidak berpigmen yang mendasari sklera, sehingga sebuah titik cahaya yang normal hanya merangsang beberapa sel batang dan sel kerucut akan dipantulkan ke segala arah dan merangsang banyak reseptor. Tajam penglihatan pada albino walaupun dengan koreksi optik terbaik, jarang lebih baik dari 20/100 – 20/200. (4) Lapisan pigmen juga mengandung sejumlah besar vitamin A.
Lapisan – Lapisan di atas tebalnya beberapa ratus mikrometer sehingga tajam penglihatan berkurang karena perjalanan non-homogen. Di bagian sentral retina, lapisan dalam akan ditarik ke samping untuk mencegah berkurangnya tajam penglihatan. (4)
 
Vaskularisasi Retina
Retina menerima darah dari dua sumber yaitu arteri sentralis retina dan arteri koriokapilaris. Arteri sentralis retina memperdarahi 2/3 daerah retina bagian dalam, sementara 1/3 daerah retina bagian luar diperdarahi oleh arteri koriokapilaris. Fovea sentralis sendiri diperdarahi hanya oleh arteri koriokapilaris dan rentan untuk mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki bila retina mengalami ablasi. Pembuluh darah retina memiliki lapisan endotel yang tidak berlubang, sehingga membentuk sawar darah-retina. (3)

Fisiologi Retina Mata
Makula terutama digunakan untuk penglihatan sentral dan warna ( fotopik) sedangkan bagian retina lainnya sebagian besar terdiri dari fotoreseptor batang untuk penglihatan perifer dan malam ( skotopik). (4)
Retina  mata terdiri dari dua sel, yaitu sel batang dan sel kerucut. Kedua sel ini mempunyai kerja yang berbeda. Sel kerucut berfungsi menangkap bermacam-macam warna cahaya yang masuk ke mata, sedangkan sel batang hanya menangkap cahaya yang berwarna hitam putih saja. (4)
Sel kerucut lebih banyak digunakan pada siang hari dan pada tempat-tempat yang terang, sedangkan pada malam hari dan di tempat-tempat yang gelap, sel batang lebih banyak digunakan. Penelitian-penelitian sensitivitas spektrum fotopigmen kerucut memperlihatkan puncak penyerapan panjang gelombang di 430, 540, dan 575 nm masing-masing untuk sel kerucut peka-biru, -hijau, dan –merah. Selain itu, kerusakan pada sel kerucut, akan menyebabkan gangguan pada mata seperti buta warna, dan hanya bisa melihat hitam putih saja. Ataupun buta warna parsial (buta warna sebagian), jika terjadi kerusakan hanya bagian-bagian tertentu saja pada reseptor sel kerucut ini. (4)
Setiap retina mengandung kira – kira 100 juta sel batang dan 3 juta sel kerucut, sedangkan sel ganglion hanya 1,6 juta. Jadi, rata – rata terdapat 60 sel batang dan 2 sel kerucut dalam setiap serat saraf. Pada bagian perifer retina, sel batang berdiameter 2-5 µm, sel kerucut berdiameter  5-8 µm. Sel kerucut di dalam fovea berdiameter hanya 1,5 µm. (4)
Empat segmen utama sel batang dan sel kerucut : segmen luar, segmen dalam ( mengandung sitoplasma sel organela sitoplasmik biasa seperti mitokondria, dll), inti dan badan sinaptik ( akan berhubungan dengan sel horizontal dan sel bipolar). (4)



Dalam sel batang terdapat rodopsin dan dalam sel kerucut terdapat satu dari ketiga foto kimia “warna” disebut pigmen warna sederhana Dalam sel batang dan sel kerucut didapatkan 1000 piringan. (4)
Rodopsin dan iodopsin merupakan protein terkonjugasi bergabung membentuk protein transmembran dalam piringan. (4)

 Siklus rodopsin pada sel batang
  
Adaptasi Gelap dan Terang pada Retina
Adaptasi terang retina
Bila seseorang berada di tempat ang sangat terang untuk waktu lama, maka banyak sekali fotokimiawi dalam sel batang dan sel kerucut berkurang karena diubah menjadi retinal dan opsin. Retinal akan diubah menjadi vitamin A sehingga sensitivitas mata terhadap cahaya berkurang. (4)
Adaptasi gelap retina
Bila seseorang berada di tempat yang gelap untuk waktu lama, maka banyak vitamin A diubah menjadi retinal . Batas akhir jumlah vitamin A yang diubah ditentukan jumlah opsin dalam sel batang dan sel kerucut . (4)

Lingkaran Saraf Retina
Jenis – jenis sel saraf retina (4) :
Ø  Fotoreseptor : sel batang dan sel kerucut
Ø  Sel horizontal, menjalarkan sinyal secra horizontal pada lapisan fleksiform luar dari sel batang dan sel kerucut ke dendrit sel bipolar
Ø  Sel bipolar, menjalarkan sinyal dari sel batang, sel kerucut dan sel bipolar ke lapisan fleksiform bagian dalam
Ø  Sel amakrin, menjalarkan sinyal 2 arah, dari sel bipolar ke sel ganglion atau secara horizontal dalam lapisan fleksiform dalam antara akson sel bipolar, dendrit sel ganglion, dan atau sel amakrin lainnya.
Ø  Sel ganglion, menjalarkan sinyal keluar dari retina ke nervus optikus. Ada 3 jenis sel ganglion retina :
·       Sel W, 40 % dari seluruh ganglion, diameter < 10 µm, kecepatan 8 m/ detik, memiliki lapangan luas karena dendritnya menyebar ke lapisan fleksiform dalam, menerima sebagian besar eksitasi dari sel batang sehingga sensitif untuk mendeteksi arah pergerakan di setiap tempat di lapang penglihatan.
·       Sel X, 55 % dari seluruh ganglion, diameter 10-15  µm, kecepatan 14 m/ detik, menerima input dari paling sedikit 1 sel kerucut sehingga bertanggung jawab dalam penglihatan seluruh warna.
·       Sel Y, sel yang paling besar, 5% dari seluruh ganglion, diameter 35 µm, kecepatan 50 m/ detik, memiliki lapangan luas, berfungsi dengan segera membangkitkan SSP ketika terjadi penglihatan abnormal di segala tempat dalam lapangan penglihatan.



Masih terdapat 6 jenis sel saraf retina yaitu sel interfleksiformis yang menjalarkan sinyal dari fleksiform dalam ke luar. Sinyal ini diduga mengahambat dan mengendalikan penyebaran sinyal penglihatan lateral oleh sel horizontal di lapisan fleksiform luar sehingga dapat mengatur derajat kontras dalam bayangan. (4)           
Neurotransmitter yang dilepaskan neuron retina
Sel batang dan sel kerucut melepaskan glutamat pada tempatnya bersinaps dengan sel bipolar. Banyak sel amakrin menyekresi paling sedikit 8 substansi transmitter antara lain : asam gamma aminobutirat, glisisn, dopamin, asetilkolin, dan indolamin, yang cera normal berfungsi sebagai inhibitor. Transmiter sel bipolar, sel horizontal, dan  sel interfleksiform belum jelas. (4)



DAFTAR PUSTAKA
  1. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.  Jakarta : EGC
  2. James, Bruce dkk. 2006. Lecture Notes Oftalmologi. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama
  3. Vaughan, Daniel dkk. 2000. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta : Widya Medika.
  4. Guyton, C. Arthur dkk. 1997. Anatomi Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
 

Ingat :

Dilarang meniru tanpa ijin. :)