ANEMIA GRAVIDARUM
DISUSUN OLEH :
SILVIA CHRISTIANI
07310258
PEMBIMBING :
dr. YANUARMAN, SP.OG
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM
RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM
2012
1 Definisi
Anemia
adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin,
sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada
ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika
konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H,
2006).
Anemia pada
wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr%.
Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia
gravis. Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit
adalah 35,00-45,00% (Mellyna, 2005).
Anemia dalam
kandungan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr% pada trimester I dan
III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan
kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II
(Sarwono P, 2002). (Central for Disease Central and
Prevention, Obstetri Williams )
2 Etiologi
Ø
Anemia defisiensi : zat besi,
asam folat, vitamin B12
Ø
Anemia
aplastik
Ø
Anemia
hemoragik karena persalinan yang lalu, malaria, demam
berdarah, penyakit-penyakit kronis, seperti :
TBC Paru, SLE, neoplasma, gagal ginjal kronik, infeksi
granulomatosa, arthritis reumatoid, infeksi cacing usus dapat menyebabkan anemia.
Ø Anemia hemolitik
3. Klasifikasi
Klasifikasi Derajat Anemia Menurut
WHO yang dikutip dalam buku Handayani W, dan Haribowo A S, (2008) :
- Ringan sekali Hb 10,00 gr% -13,00 gr%
- Ringan Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
- Sedang Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
- Berat Hb < 6,00 gr%
Pembagian anemia berdasarkan pemeriksaan hemoglobin
menurut Manuaba (2007), adalah :
1. Tidak anemia : Hb 11,00 gr%
2. Anemia ringan : Hb 9,00-10,00 gr%
3. Anemia sedang : Hb 7,00-8,00 gr%
4. Anemia berat : Hb < 7,00 gr%
1. Tidak anemia : Hb 11,00 gr%
2. Anemia ringan : Hb 9,00-10,00 gr%
3. Anemia sedang : Hb 7,00-8,00 gr%
4. Anemia berat : Hb < 7,00 gr%
Klasifikasi anemia menurut Setiawan Y (2006), anemia
dalam kehamilan dapat dibagi menjadi :
·
Anemia Defisiensi Zat Besi (kejadian 62,30%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi.
Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi.
·
Anemia Megaloblastik (kejadian
29,00%)
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folat dan B12
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folat dan B12
·
Anemia Hipoplastik (kejadian 80,00%)
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan.
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan.
·
Anemia Hemolitik (kejadian 0,70%)
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat, yaitu penyakit malaria.
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat, yaitu penyakit malaria.
4. Patofisiologi
Darah bertambah banyak dalam
kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia, akan tetapi
bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma,
sehingga terjadi pengenceran
darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30,00%, sel darah merah 18,00%
dan Hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan sel darah merah yang terlalu lambat
sehingga menyebabkan kekurangan sel darah merah atau anemia.
Pengenceran darah dianggap
penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita:
- pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia cardiac output untuk meningkatkan kerja jantung lebih ringan apabila viskositas rendah.
- Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik
- perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap kental.
Tetapi pengenceran darah yang tidak
diikuti pembentukan sel darah merah yang seimbang dapat menyebabkan anemia. Bertambahnya volume darah dalam kehamilan dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36
minggu (Setiawan Y, 2006).
Anemia Defisiensi Besi
Besi diabsorsi
dalam usus halus (duodenum dan yeyenum) proksimal. Besi yang terkandung dalam
makanan ketika dalam lambung dibebaskan menjadi ion fero dengan bantuan asam
lambung (HCL). Kemudian masuk ke usus halus dirubah menjadi ion fero dengan
pengaruh alkali, kemudian ion fero diabsorpsi, sebagian disimpan sebagai
senyawa feritin dan sebagian lagi masuk keperedaran darah berikatan dengan
protein (transferin) yang akan digunakan kembali untuk sintesa hemoglobin. Sebagian
dari transferin yang tidak terpakai disimpan sebagai labile iron pool.
Penyerapan ion fero dipermudah dengan adanya vitamin atau fruktosa, tetapi akan
terhambat dengan fosfat, oksalat, susu, antasid. Berikut bagan metabolisme besi
:
Anemia Megaloblastik Defisiensi Asam Folat
Asam
folat adalah bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA. Jumlah asam folat dalam
tubuh berkisar 6-10 mg, dengan kebutuhan perhari 50mg. Asam folat dapat
diperoleh dari hati, ginjal, sayur hijau, ragi. Asam folat sendiri diserap
dalam duodenum dan yeyenum bagian atas, terikat pada protein plasma secara
lemah dan disimpan didalam hati. Tanpa adanya asupan folat, persediaan folat
biasanya akan habis kira-kira dalam waktu 4 bulan. Berikut metabolisme asam
folat :
Anemia Megaloblastik Defisiensi Vitamin B12
Dihasilkan
dari kobalamin dalam makanan terutama makanan yang mengandung sumber hewani
seperti daging dan telur. Vitamin B12 merupakan bahan esensial untuk
produksi sel darah merah dan fungsi sistem saraf secara normal. Anemia jenis
ini biasanya disebabkan karena kurangnya masukan, panderita alkoholik kronik,
pembedahan lambung dan ileum terminale, malabsorpsi dan lain-lain.
Anemia aplastik
Keadaan
yang disebabkan berkurangnya sel-sel darah dalam darah tepi sebagai akibat
terhentinya pembentukan sel hemapoetik dalam SSTL, sehingga penderita mengalami
pansitopenia yaitu kekurangan sel darah merah, sel darah putih dan trombosit.Secara
morfologis sel-sel darah merah terlihat normositik dan normokrom, hitung
retikulosit rendah atau hilang, biopsi sumsum tulang menunjukkan keadaan yang
disebut pungsi kering dengan hipoplasia yang nyata dan terjadi penggantian
dengan jaringan lemak. Anemia aplastik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Kongenital
Timbul
perdarahan bawah kulit diikuti dengan anemia progresif dengan clinical onset
1,5-22 tahun, rerata 6-8 tahun. Salah satu contoh adalah sindrom fanconi yang
bersifat constitusional aplastic anemia resesif autosom, pada 2/3 penderita
disertai anomali kongenital lain seperti mikrosefali, mikroftalmi, anomali
jari, kelainan ginjal, perawakan pendek, hiperpigmentasi kulit.
Didapat
disebabkan
oleh :
- radiasi sinar rontgen dan sinar radioaktif
- zat kimia seperti benzena, insektisida, As, Au, Pb
- obat seperti kloramfenikol, busulfan, metotrexate, sulfonamide, fenilbutazon.
- Individual seperti alergi
- Infeksi seperti TBC milier, hepatitis
- Lain-lain seperti keganasan, penyakit ginjal, penyakit endokrin
- Yang paling sering bersifat idiopatik
- Pucat, lemah, anorexia, palpitasi
- Sesak napas karena gagal jantung
- Aplasi sistem hematopoetik seperti ikterus, limpa/hepar membesar, KGB membesar
- Anemia karena eritropoetik menurun retikulositopenia,Hb,Ht, eritrosit menurun
- Perdarahan oleh karena trombopoetik menurun trombositopenia
- Rentan terhadap infeksi oleh karena granulopoetik menurun netropenia
- Bersifat berat dan serius
Anemia Hemolitik
Pada
anemia hemolitik umur eritrosit menjadi lebih pendek (normal umur eritrosit
100-120 hari). Gejala umum penyakit ini disebabkan adanya penghancuran
eritrosit sehingga dapat menimbulkan gejala anemi, bilirubin meningkat bila
fungsi hepar buruk dan keaktifan sumsum tulang untuk mengadakan kompensasi
terhadap penghancuran tersebut (hipereaktif eritropoetik) sehingga dalam darah
tepi dijumpai banyak eritrosit berinti, retikulosit meningkat, polikromasi,
bahkan eritropoesis ektrameduler. Adapun gejala klinis penyakit ini berupa : menggigil,
pucat, cepat lelah, sesak napas, jaundice, urin berwarna gelap, dan pembesaran
limpa. Penyakit ini dapat dibagi dalam 2 golongan besar yaitu :
a. Gangguan Intrakorpuskular (kongenital)
Kelainan
ini umumnya disebabkan oleh karena ada gangguan dalam metabolisme eritrosit
sendiri. Dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Gangguan pada struktur dinding eritrosit
- Sferositosis
Umur
eritrosit pendek, bentuknya kecil, bundar dan resistensi terhadap NaCl
hipotonis menjadi rendah. Limpa membesar dan sering disertai ikhterus, jumlah
retikulosit meningkat. Penyebab hemolisis pada penyakit ini disebabkan oleh
kelainan membran eritrosit. Pada anak gejala anemia lebih menyolok dibanding
dengan ikhterus. Suatu infeksi yang ringan dapat menimbulkan krisis aplastik.
Utnuk pengobatan dapat dilakukan transfusi darah dalam keadaan kritis,
pengangkatan limpa pada keadaan yang ringan dan anak yang agak besar (2-3
tahun), roboransia.
- Ovalositosis (eliptositosis)
50-90%
Eritrosit berbentuk oval (lonjong), diturunkan secara dominan, hemolisis tidak
seberat sferositosis, dengan splenektomi dapat mengurangi proses hemolisis.
- A beta lipoproteinemia
Diduga
kelainan bentuk ini disebabkan oleh kelainan komposisi lemak pada dinding sel.
- Gangguan pembentukan nukleotida
Kelainan
ini dapat menyebabkan dinding eritrosit mudah pecah
- Defisisnsi vitamin E
2. Gangguan enzim yang mengakibatkan kelainan
metabolisme dalam eritrosit
- Defisiensi G6PD
akibat
kekurangan enzim ini maka glutation (GSSG) tidak dapat direduksi. Glutation
dalam keadaan tereduksi (GSH) diduga penting untuk melindungi eritrosit dari
setiap oksidasi, terutama obat-obatan. Diturunkan secara dominan melalui
kromosom X. Penyakit ini lebih nyata pada laki-laki. Proses hemolitik dapat
timbul akibat atau pada : obat-obatan (asetosal, sulfa, obat anti malaria),
memakan kacang babi, alergi serbuk bunga, bayi baru lahir. Gejala klinis yang
timbul berupa cepat lelah, pucat, sesak napas, jaundice dan pembesaran hepar.
- Defisiensi glutation reduktase
Disertai
trombositopenia dan leukopenia dan disertai kelainan neurologis.
- Defisiensi glutation
Diturunkan
secara resesif dan jarang ditemukan.
- Defisiensi piruvat kinase
Pada
bentuk homozigot berat sekali sedang pada bentuk heterozigot tidak
terlalu berat. Khas dari penyakit ini adanya peninggian kadar 2,3
difosfogliserat (2,3 DPG). Gejala klinis bervariasi, untuk terapi dapat
dilakukan tranfusi darah.
- Defisiensi triose phosphatase isomerase (TPI)
Menyerupai
sferositosis tetapi tidak ada peningkatan fragilitas osmotik dan hapusan darah
tepi tidak ditemnukan sferosit. Pada bentuk homozigot bnersiaft lebih
berat.
- Defisiensi difosfogliserat mutase
- Defisiensi heksokinase
- Defisiensi gliseraldehide 3 fosfat dehidrogenase
3. Hemoglobinopatia
Hemoglobin
orang dewasa normal teridi dari HbA (98%), HbA2 tidak lebih dari 2 % dan HbF
tidak lebih dari 3 %. Pada bayi baru lahir HbF merupakan bagian terbesar dari
hemoglobinnya (95%), kemudian pada perkembangan konsentrasi HbF akan menurun
sehingga pada umur 1 tahun telah mencapai keadaan yang normal. Terdapat 2
golongan besar gangguan pembentukan Hemoglobin ini yaitu :
- gangguan struktural pembentukan hemoglobin (hemoglobin abnormal) misal HbE, HbS dan lain-lain.
- Gangguan jumlah (salah satu atau beberapa) rantai globin misal talasemia
b. Gangguan Ektrakorpuskular
Golongan
dengan penyebab hemolisis ektraseluler, biasanya penyebabnya merupakan faktor
yang didapat (acquired) dan dapat disebakan oleh :
- obat-obatan, racun ular, jamur, bahan kimia (bensin, saponin, air), toksin (hemolisisn) streptokokkus, virus, malaria.
- hipesplenisme
- anemia akibat penghancuran eritrosit karena reaksi antigen-antibodi. Seperti inkompabilitas golongan darah, alergen atau hapten yang berasal dari luar tubuh, bisa juga karena reaksi autoimun.
5. Manifestasi Klinik
a. Lemah letih
b. Palpitasi
c. Cepat lelah
d. Lunglai (Prawirohardjo, 2008).
e. Sering pusing
f. Mata berkunang-kunang
g. Lidah luka
h. Nafsu makan turun (anoreksia)
i. Konsentrasi hilang
j. Nafas pendek (pada anemia parah)
k. Mual muntah lebih hebat pada hamil muda
l. Pucat pada mukosa bibir dan faring,
telapak tangan dan dasar kuku , konjungtiva
mata
6. Diagnosis
Anamnesa : kurang gizi
(malnutrisi ), kurang zat besiasam folat, vitamin B12 dalam diet, malabsorbsi zat besi, riwayat kehilangan
banyak darah dan penyakit kronis seperti : TBC Paru, SLE, neoplasma, gagal ginjal kronik, infeksi granulomatosa, arthritis
reumatoid, infeksi cacing usus. Didapatkan anomali kongenital lain seperti mikrosefali,
mikroftalmi, anomali jari, kelainan ginjal, perawakan pendek, hiperpigmentasi
kulit. Riwayat keluarga anemia menggambarkan kemungkinan Hemoglobinopati genetik, talasemia.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Ø Takikardi,
takipnea merupakan
mekanisme kompensasi untuk meningkatkan aliran darah dan pengangkutan oksigen
ke organ utama.
Ø Pucat
pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan dan dasar kuku , konjungtiva mata.
Ø Ikterus
dapat dilihat pada anemia hemolitik
Ø kardiomegali,
bising jantung abnormal, hepatomegali dan splenomegali.
Pemeriksaan
penunjang :
Ø pemeriksaan
sel darah merah secara lengkap, MCV, MCH,
MCHC
Mean Corpuscular Volume (MCV) =
Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit
disebut dengan fermatoliter/ rata-rata ukuran eritrosit. MCV (VER) = 10 x Ht :
E, satuan femtoliter (fl)
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) =
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit
disebut dengan pikogram. MCH
(HER) = 10 x Hb : E, satuan pikogram (pg)
Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration (MCHC) = Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata
(KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapat per
eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gram
hemoglobin per dL eritrosit”). MCHC
(KHER) = 100 x Hb : Ht, satuan persen (%)
Nilai
normal :
- MCV: 82-92 femtoliter
- MCH: 27-31 picograms / sel
- MCHC: 32-37 gram / desiliter
Anemia
mikrositik : nilai MCV kecil dari batas bawah normal
Anemia
normositik : nilai MCV dalam batas normal
Anemia
makrositik : nilai MCV besar dari batas atas normal
Anemia
hipokrom : nilai MCH kecil dari batas bawah normal
Anemia
normokrom : nilai MCH dalam batas normal
Anemia
hiperkrom : nilai MCH besar dari batas atas normal
Ø Pemeriksaan serum iron (SI), total iron
binding capacity (TIBC) dan ferritin.
Pemeriksaan
SI bertujuan mengetahui banyaknya besi yang ada di dalam serum yang terikat
dengan transferin, berfungsi mengangkut besi ke sumsum tulang. Serum iron
diangkut oleh protein yang disebut transferin, banyaknya besi yang dapat
diangkut oleh transferin disebut total iron binding capacity (TIBC).
Saturasi transferin mengukur rasio antara kadar SI terhadap kadar TIBC yang
dinyatakan dalam persen. Ferritin adalah cadangan besi tubuh yang sensitif,
kadarnya menurun sebelum terjadi anemia.
Nilai normal SI :
0,5 – 1,68 mg/dl, 8,95 – 30 umol
/L
Nilai normal TIBC : Wanita dewasa : 2,1 – 3,4 mg/l, 37,6 – 60,9 umol/l
Laki – laki dewasa : 2,6 – 3,9 mg/l, 46,5-
69,8 mol/l
Saturasi transferin = ( Nilai normal SI : Nilai normal
TIBC ) x 100 %
Nilai normal = 20-45 %
Interpretasi :
SI tidak akan terpengaruh kecuali cadangan besi habis.
Penurunan Sipada anemia defisiensi besi, respon fase akut dan penyakit kronis.
TIBC meningkat pada anemia defisiensi besi dan kehamilan,
manurun pada infeksi dan keganasan.
Ø Elektroforesis Hb
Deskripsi
|
:
|
Analisa Hb Elektroforesa meupakan pemeriksaan
untuk mendeteksi beberapa jenis Hb (S atau D; C atau E) secara kualitatif
atau semi-kuantitatif. Pemeriksaan ini juga mampu memisahkan HbA dan HbA2.
|
Manfaat Pemeriksaan
|
:
|
Mendiagnosis hemoglobinopati dan thalassemia, dan
evaluasi kondisi anemia hemolitik.
|
Persyaratan & Jenis
Sampel
|
:
|
1 mL Darah EDTA
|
Stabilitas Sampel
|
:
|
2-8 °C : 5 hari
|
Nilai Rujukan
|
:
|
HbA : 95-98%, HbA2 : 1,5-3,5%, HbF : <= 2,0%
|
Ø Hitung aktifitas glucose-6-phosphate
dehydrogenase (G6PD). Pada defisiensi
G6PD , kadar bilirubin meningkat.
Ø One Tube
Osmotic Fragility Test (OTOFT)
Osmotic fragility adalah tes untuk mendeteksi
apakah sel-sel darah merah lebih cenderung untuk memecah. 1 tetes darah diambil dari ujung jari dimasukkan ke dalam 5 ml 0,36% salin.
Hasil dibaca dalam 10 menit
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi sferositosis
herediter dan talasemia. Sferositosis herediter membuat sel darah merah lebih
rapuh dari biasanya. Beberapa sel darah merah pada pasien dengan thalassemia
lebih rapuh dari normal, tetapi jumlah yang lebih besar kurang rapuh dari
normal.
Hasil normal : negatif
Ø biopsi
sumsum tulang.
Tes Laboratorium
Hitung sel darah merah dan asupan
darah : untuk tujuan praktis maka anemia selama kehamilan dapat didefinisikan
sebagai Hb < 10,00 atau 11,00 gr% dan hemotokrit < 30,00-33,00%. Asupan
darah tepi memberikan evaluasi morfologi, eritrosit, hitung jenis leukosit dan
perkiraan kekuatan trombosit (Taber, 1994).
Anemia defisiensi besi
- Kadar Hb <10 g/dL, Ht menurun
- MCV <80, MCHC <32 %
- Mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel target
- SSTL sistem eritropoetik hiperaktif
- SI menurun, TIBC meningkat
Anemia megaloblastik
- Hb menurun, MCV >96 fL
- Retikulosit biasanya berkurang
- Hipersegmentasi neutrofil
- Aktivitas asam folat dalam serum rendah (normal antara 2,1-2,8 mg/ml)
·
SSTL
eritropoetik megaobalstk, granulopoetik, trombopoetik
Anemia hipoplastik
- Anemia hipokrom normositik dan makrositik
- Retikulosit menurun
- Leukopenia
- Trombositopenia
- Kromosom patah
- SSTL hipoplasia / aplasia yang diganti oleh jaringan lemak atau jaringan penyokong
Anemia hemolitik
·
Mikrositik hipokrom
·
jumlah retikulosit
meningkat
·
pada hapusan darah tepi
didapatkan anisositosis, hipokromi, poikilositositosis, sel target
·
Kadar besi dalam serum
(SI) meninggi dan daya ikat serum besi (TIBC)
menjadi rendah.
·
Hemoglobin mengandung
kadar HbF yang tinggi lebih dari 30%.7.
Diagnosis banding
7. Komplikasi
Anemia Dalam Kehamilan
v
Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion,
kelainan congenital.
v
Bahaya Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature,
perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan
dekompensasi kordis hingga kematian ibu.
v
Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer,
sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi
karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan
operatif (Mansjoer dkk, 2008).
v
Bahaya saat nifas : subinvolusio
uteri sehingga perdarahan post partum, infeksi puerpuralis, asi berkurang,
infeksi mammae, anemia.
8. Penatalaksanaan
Menurut Setiawan Y (2006),
dijelaskan bahwa pencegahan dan terapi anemia pada kehamilan berdasarkan
klasifikasi anemia adalah sebagai berikut :
Anemia Zat Besi Bagi Wanita Hamil
Saat hamil zat besi dibutuhkan lebih
banyak daripada saat tidak hamil. Pada kehamilan memerlukan tambahan zat besi
untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin
dan plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda. Terutama pada
trimester kedua dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah
banyak, oleh karena itu pada trimester kedua dan ketiga harus mendapatkan
tambahan zat besi.
Terapi Oral adalah dengan memberikan
preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian
preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini
program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat
untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
Terapi Parenteral baru diperlukan
apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan
penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua
(Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran
sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena
atau 2 x 50 ml/ IM pada gluteus, dapat
meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Anemia Megaloblastik yaitu anemia defisiensi asam folat dan atau B 12
Pencegahannya adalah apabila
pemberian zat besi tidak berhasil maka ditambah dengan asam folat, adapun
terapinya adalah asam folat 15-30 mg / hari, vitamin B12 1,25 mg / hari, sulfas
ferrosus 500 mg / hari, pada kasus berat dan pengobatan per oral lambat
sehingga dapat diberikan transfusi darah.
Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik ini dianggap
komplikasi kehamilan dimana pengobatan adalah tranfusi darah.
Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik
Pengobatan adalah tranfusi darah.
9. Pencegahan
- Pemeriksaan kadar Hb setiap 3 bulan untuk mengenal anemia sedini mungkin atau dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III.
- Pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet pada ibu hamil di Puskesmas, artinya ibu hamil setiap hari mengkonsumsi 1 tablet besi.
- Pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb ± 11g/dl), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari.
- Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari.
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Kandungan zat besi dapat diperoleh sumber besi dapat diperoleh dari makanan seperti : hati, daging telur, buah, sayuran yang mengandung klorofil.Makanan tersebut hendaknya dimasak tidak terlalu lama, agar kandungan besi di dalam makanan tidak berkurang.
- Menjaga kebersihan lingkungan dan pribadi
- Kontrol penyakit infeksi.
- Mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium seperti susu dan hasil olahannya, makanan mengandung sereal, kacang-kacangan, biji-bijian dan tepung serta minum teh, kopi atau coklat dapat menghambat penyerapan besi.
- Asupan zat besi yang dikonsumsi dapat dijaga agar terserap tubuh sebanyak mungkin dengan mengkombinasikan dengan makan vitamin c.
- mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun
10. Prognosis
Anemia gravidarum berprognosis dubia ad bonam bila
ditangani secepatnya terganung causanya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer A, dkk, 2008, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta
: Media Acsulapius
Manuaba IBG, 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan
Rutin Obstetri Ginekologi dan KB, Jakarta : EGC
Manuaba IBG, 2003, Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetri
dan Ginekologi, Jakarta : EGC
Manuaba IBG, 2004, Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial
Indonesia, Jakarta : EGC
Manuaba IBG, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta
: EGC
Manuaba Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan ,
Penyakit Kendungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta;EEC
Varney H, 2006, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta :
EGC
Walsh Linda V, 2007, Buku Ajar Kebidanan Komunitas,
Jakarta : EGC
Wasnidar, 2007, Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil,
Konsep dan Penatalaksanaan, Jakarta : Trans Info Media
Wirakusumah S, 1999, Perencanaan Menu Anemia Gizi
Besi, Jakarta : Trubus
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 1.
Jakarta: EGC
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005. Ilmu
Kebidanan , Jakarta. YBP.SP
Elizabeth J.
Corwin. 2009. Handbook of Pathophysiology. Jakarta : EGC
Zuckerman K. Approach to the anemias. In: Goldman
L, Ausiello D, eds. Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders
Elsevier; 2007:chap 162.
Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik.
Jakarta : Dian rakyat, 2007.
Kattamis C,
Efermov G, Pootrakul S. Effectiveness of one tube osmotic fragility screening
in detecting b-thalassaemia trait. J Med Gen 1981; 18: 266-70.
Hoffbrand
AV, Pettit JE, Moss PAH. 2001. Essential
Haematology. 4th ed. London: Blackwell Science
John P. Greer. 2009. Wintrobe’s clinical Hematology. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins
Sussan tucker Blackburn.Maternal Fetal and Neonatal.
1 comment:
Omg I'm so happy to share this!!! I've been thinking I've lost my mind and it was some mental case. I myself had my tubes tied after my 3rd child. I have a condition that makes having babies so hard on my body. About 6 months ago I too would feel something like "kicks" of course I thought I was out right crazy. I never spoke to anyone about what was going through. How could I? They'd think I was nuts!!! Well my periods have been getting so bad that I reached out to my best friend who also had the operation to see if she had experienced any symptoms with her periods since! Of course we were in the same boat. I broke down and told her I almost felt at times I was pregnant I felt so crazy just typing this out to her. I was beyond nervous she would think it was a nut case. To my surprise she also had similar symptoms. We both are researching what this could be. That's when I came across this website on Google of dr Itua Herbal Center. While scrolling through these comments I stumbled upon how he treated HIV/HHerpes also helped a woman to get pregnant with his herbal medicines. When I read what he had been going through I just broke down and cried for the longest time. Finally I got a help that I ever wanted I and my friend purchase Dr Itua herbal medicines and we both used it which was really effective it cure my cramp issues so I will recommend anyone going through some health issue to contact Dr Itua Herbal Center on E-Mail : drituaherbalcenter@gmail.com Or Whats-App +2348149277967 He cure HIV/Aids, Herpes, Cancers, And other stubborn disease make sure someone here talk to someone about this who is going through the same thing as us. Ty for sharing. I now know we're not alone!!!
Post a Comment